SAMBUT BULAN FILM NASIONAL dengan LAYAR KLASIK di KINEFORUM
Bulan Maret, adalah bulan film nasional. Untuk ke-7 kalinya, Kineforum sebagai bagian dari Dewan Kesenian Jakarta, adalah institusi yang sepenuhnya mencurahkan perhatian pada pelestarian dan pengembangan perfilman di Indonesia mengadakan program tahunan Sejarah Adalah Sekarang, atau di linimasa dikenal dengan tagar #SAS7.
Bentuk program #SAS7 antara lain adalah pemutaran film-film klasik dengan tema dan aturan kurasi tertentu serta berbagai diskusi yang melibatkan banyak
Pencinta FILM_Indonesia selama 1 bulan penuh secara GRATIS! Program ini sudah berjalan sejak tanggal 1 Maret lalu, dan berakhir di tanggal 31 Maret 2013, dengan jadwal pemutaran bisa anda lihat
di sini. Selain itu, anda juga dapat mengikuti jadwal setiap harinya di linimasa akun twitter resminya:
@Kineforum.
Mari ramaikan pemutaran film di Kineforum, kapan lagi anda menyaksikan film klasik berkesan sepanjang masa seperti Badai Pasti Berlalu, Suci Sang Primadona, Duo Kribo, Bing Slamet Koboi Cengeng dan lain-lain. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Karena sejarah adalah sekarang! (
MHF)
——
Berikut ini petikan Sambutan dari Manager Kineforum dan Pengantar dari Direktur Program #SAS7 dari situs resminya,
www.kineforum.org.
SAMBUTAN
Selamat datang di Bulan Film Nasional 2013, Sejarah adalah Sekarang 7! Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami akan mempersembahkan film-film Indonesia terbaik, serta beragam diskusi yang akan melengkapi rangkaian acara ini.
Tiga puluh enam film Indonesia klasik dan kontemporer dan dua film klasik dari luar Indonesia akan diputar di studio kineforum, studio 1 TIM XXI, dan Graha Bhakti Budaya. Film pendek maupun film panjang, dokumenter maupun fiksi yang diikat oleh beragam tema. Untuk menyemarakkan perayan Bulan Film Nasional, tidak lupa, kineforum juga mempersembahkan konser musik dengan kurator Indra Ameng, yang telah memilih musisi-musisi berkualitas untuk tampil di acara Bulan Film Nasional setiap tahunnya.
Program tahun ini tidak akan dapat terlaksana tanpa bantuan dari Alexander Matius selaku Direktur Program, Penny Sylvania Putri dan Amalia Sekarjati selaku Supervisor Kegiatan Bulan Film Nasional tahun ini. Juga kepada para kurator, koordinator, dan relawan kineforum yang dengan semangat mempersiapkan acara tahunan kineforum ini . Terima kasih kepada Komite Film Dewan Kesenian Jakarta dan semua pihak yang membantu terlaksananya Sejarah adalah Sekarang 7.
Harapan kami, apresiasi masyarakat terhadap film Indonesia makin meningkat, Semoga program ini memberi manfaat besar bagi para pecinta film Indonesia dan tercipta suatu ruang yang terbuka, sehat, bagi pertumbuhan budaya menonton film Indonesia. Serta makin mengenal sejarah dan tokoh-tokoh film Indonesia yang telah berjasa menghantarkan kita sampai kepada saat ini.
Selamat berapresiasi!
Salam,
Sugar Nadia Azier
Manajer kineforum
——
PENGANTAR
Jika kita sekilas menengok kembali ke akhir tahun lalu dan awal tahun ini, maka sejenak kita bisa tersenyum karena melihat tidak sedikit jumlah layar yang menayangkan film Indonesia. Selain itu, banyaknya kawan-kawan kita yang menikmati hasil jerih payahnya, berhasil lolos seleksi maupun berkompetisi di luar sana. Semangat yang membuat mereka menciptakan sejarahnya sendiri, sejarah baru. Berangkat dari semangat dan senyum yang melingkar itu pulalah Sejarah adalah Sekarang (SAS) kembali diadakan untuk memperingati Bulan Film Nasional.
Tahun ini adalah tahun ke-7 penyelenggaraan. Seperti sebelumnya, semangat untuk menghormati generasi pendahulu dengan melestarikan bukti kerja mereka, kami rangkum dalam beberapa kemasan program.
Melanjutkan dua edisi sebelumnya, kineforum bekerjasama dengan Forum Lenteng melakukan pembacaan terhadap sutradara-sutradara Indonesia. Setelah Usmar Ismail dan Sjuman Djaya, maka tahun ini pembacaan dilakukan terhadap Misbach Jusa Biran, tokoh penting dalam perfilman bumi pertiwi. Pada Sejarah adalah Sekarang 7, akan diputar untuk pertama kalinya, sebuah film dokumenter hasil kerja keras teman-teman Forum Lenteng mengenai Misbach Jusa Biran.
Tahun ini, kami akan mengajak Anda berkenalan dengan Njoo Han Siang, satu sosok yang luar biasa besar kontribusinya di sejarah perfilman kita. Kita akan melihat juga beberapa film produksi beliau yang telah dicetak baru, sembari kita melihat dan mencari kemungkinan sistem produksi film yang paling sesuai untuk diterapkan di Indonesia.
Pada edisi kali ini, kami juga akan mengajak publik melihat kembali peristiwa 1965 lewat film pendek, dalam program yang dikuratori oleh Adrian Jonathan Pasaribu. Kemudian, kami juga mengajak Anda untuk melihat fenomena grup lawak yang dulu semarak muncul di layar lebar, tapi sekarang semakin memudar. Juga, melihat bagaimana legenda musik yang kita kenal ikut menginterpretasikan adegan demi adegan film lewat nada dan melihat bagaimana dokumentasi biografi sebuah perjalanan musisi dan lagu, yang tengah menggelora belakangan ini.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami berusaha sebaik mungkin untuk memberikan sensasi menonton dengan menyajikan kepada Anda format terbaik dari semua film. Ketika berhasil menemukan format terbaik tersebut, kami yakinkan bahwa kami luar biasa riangnya. Namun kami juga luar biasa mirisnya, ketika yang terjadi adalah sebaliknya. Beberapa film terlalu riskan untuk dikeluarkan dari kamarnya, sehingga tak dapat kami putar dengan format asli. Jadi, mari kawan-kawan, kita mulai dan semakin peduli dengan kondisi materi film kita. Tidak ada yang mustahil dan terlambat untuk memulai. Kita bisa lihat semangat dan optimisme teman-teman yang sudah berhasil merestorasi film Lewat Djam Malam atau pilihan PT Interstudio untuk membuat cetakan baru bagi tiga film produksi Njoo Han Siang.
Semangat untuk memberikan yang terbaik dengan kecepatan laju kerja yang semaksimal mungkin, kami manfaatkan sebaik-baiknya agar acara ini dapat kita maknai bersama. Angkat topi juga untuk teman-teman panitia yang bekerja dengan ekstra, rekan-rekan yang sudah membantu menyumbang pemikirannya, dan para penonton yang setia menemani kami selalu. Acara ini bisa terjadi dan berjalan karena Anda yang mencintai tiga hal: Film Indonesia, Sejarah adalah Sekarang, dan kineforum. Salam hangat untuk kalian. Akhir kata, seperti ajakan yang tak pernah bosan dan lelah kami sampaikan setiap acara ini terlaksana:
Selamat membuat sejarah!
Alexander Matius
Direktur Program SAS 7