Selasa, 14 September 2010

Sharing Proses Kreatif dari Music Director 'Sang Pencerah'




Proses Pembuatan Musik Film (Film Scoring)
By : Tya Subiakto Satrio

Sebenarnya saya adalah pemain "baru" dalam dunia musik perfilman, namun saya akan coba untuk berbagi tentang proses pembuatan musik film (film scoring) berdasarkan pengalaman saya.

Pada dasarnya, film scoring adalah proses akhir dari produksi sebuah film (post production). Seorang music director bekerjasama dg sutradara & penata suara. Biasanya sutradara meminta music director untuk membuat theme melody sesuai dengan karakteristik yg dibangun dari tokoh masing-masing pada saat pre production (awal produksi). Selain theme melody, biasanya sutradara & music director akan selalu bertukar pikiran (brainstorming) tentang konsep dari jenis musik atau instrument yg akan dipergunakan. Jika sutradara berbicara secara konsep visual (director's treatment), maka music director akan menerjemahkannya dalam musik. Dan untuk masalah teknis biasanya seorang music director berdiskusi dengan penata suara.

Dalam prosesnya, ada beberapa tahap yang harus dilalui dengan benar :

1. Picture Lock
Editing yg akan kita garap musiknya harus dalam keadaan lock (tidak berubah) dan editing telah dinyatakan selesai & disepakati oleh jajaran producer & sutradara.

Biasanya, seorang music director akan menerima picture lock berupa online cut. Online cut adalah editing yg sudah sangat final, termasuk 3D animasi apabila dikonsepkan seperti demikian. Namun apabila schedule produksi sangat padat, maka seorang music director menerima offline cut (editing yg benar-benar berasal dari hasil gambar shooting).

2. Proses Pembuatan Musik
Seorang music director harus melihat alur cerita dari awal sampai akhir. Yang harus diperhatikan adalah bagaimana seorang music director memberikan dramatic impact pada setiap scene & menjembatani antara sequence satu dengan yang lainnya. Perlu diperhatikan bahwa theme melody atau konsep musik yg telah didiskusikan dengan sutradara di awal produksi (pre-production) diimplementasikan pada sequence yang telah kita tentukan ketika kita menonton picture lock. Biasanya beberapa komposisi musik setiap sequence tidak boleh berbeda agar menjadi satu konsep yang utuh. Contoh : untuk sequence action A warna musiknya tidak boleh jauh dari sequence action B, dan sebagainya.

Yang terpenting, musik berperan penuh dalam membangun emosi penonton (building up the audience mood).

3. Proses Akhir
Seperti musik biasa, musik film pun membutuhkan penyelarasan akhir (mixing). Mixing musik pun dilakukan oleh sound engineer yg telah ditunjuk oleh music director. Setelah mixing selesai, baru kita serahkan kepada penata suara utk dilakukan mixing & mastering dengan dialogue & SFX (sound effects).

Biasanya seorang music director mendiskusikan dahulu tentang pembagian track dengan penata suara. Hal ini sangat penting karena semua tergantung dari output yg dibutuhkan.; apakah film yg sedang dikerjakan akan diputar dalam bentuk stereo, ultra stereo, atau dolby system. Khusus untuk dolby system, kita harus menyediakan beberapa separate tracks (track yang terpisah dalam frequency yg berbeda).

Setelah kita menyiapkan musik kita yg telah dimixing (baik full tracks untuk stereo maupun separate tracks untuk dolby system), kita memasuki proses akhir, yaitu music spotting. Music spotting adalah penempatan akhir musik dalam suatu rangkaian picture lock. Dan tentu saja, music spotting ini harus berada di bawah supervisi sutradara. Setelah musik sudah lock (tidak ada perubahan lagi), maka proses final mixing & mastering diserahkan kepada penata suara.

Demikian proses pembuatan musik film (film scoring) secara singkat. Semoga bermanfaat. Terima kasih.


- Keep on music -
Tya Subiakto Satrio



Untuk pertanyaan lebih lanjut silakan contact:
Email : tyasubiakto@yahoo.com
Twitter : @tyasatrio1979

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Film Indonesia

Website Resmi OfficialfilmIndonesia.com