PERUMPAMAAN PERSONIFIKASI SEBUAH FILM
Malam ini membaca 2 mention dari pencinta film yang sedang ramai berbagi quotes dari film Indonesia. Dua diantaranya menggambarkan sebuat perumpamaan. Kedua tweet tersebut adalah:
"Cinta itu seperti cappuccino, enak diminum wktu msh panas, tapi resikonya cepet habis." - #Heart2Heart (@dekapraditya)
"Kejujuran itu seperti eskrim, kalau tidak cepat dilahap, bakalan meleleh, hilang ditelan hawa panas" - Renata #AndaiIatahu (via @layarbesar)
Quote tersebut membuat saya terpikir untuk membuat perumpamaan atau personifikasi untuk sebuah film. Jika seandainya posisi pemain, penulis, sutradara dan produser diumpamakan adalah seorang manusia, maka personifikasi yang tepat untuk menggambarkan padanan mereka adalah: pemain sebagai mimik muka dan penampilan, penulis sebagai ucapan dan pikiran yang keluar dari mulut 'orang' tersebut, sutradara (dan kru film) sebagai indera yang menggerakkan 'orang' tersebut, dan terakhir produser, menggambarkan apa isi dompet 'orang' tersebut, modal membuat film dan hasil baliknya, untung atau rugi.
Bayangkan komposisi sempurna dari 4 bahan tersebut. Maka akan terbayang seseorang dengan paras yang sedap dipandang mata, berotak cerdas, bertutur kata dengan baik, gerak dan postur yang luwes, dan berkantong tebal. Itulah personifikasi jika seandainya suatu film didukung oleh pemain, penulis, sutradara dan produser yang hebat.
Seandainya, kita melihat ada film yang berjalan cerita tidak baik, asal-asalan, berarti tanggung jawab penulis yang membuat film tersebut tidak dapat diterima orang banyak. Jika dipersonifikasi, maka akan seperti melihat orang yang pikirannya tidak 'lurus'.
Menurut anda film apa saja yang paling sempurna dilihat dari sisi personifikasi.
by Mhf.